Pict from Here |
Kanibalisme merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk sejenis lainnya. Perilaku ini kerap terjadi di daerah pedalaman yang biasanya dilakukan oleh suku-suku tertentu di daerah tersebut. Namun tidak sedikit juga orang-orang kanibal hidup dan berbaur di sekitar kita. Berikut ini adalah "5 Fakta Menjijikkan Mengenai Perilaku Kanibalisme".
5. Rasa Daging Manusia
Kebanyakan orang yang melakukan kanibalisme mengatakan bahwa rasa daging manusia seperti rasa daging babi, ayam atau sapi. Armin Meiwes, pelaku kanibalisme asal Jerman mengatakan dalam wawancaranya bahwa rasa daging manusia mirip rasa daging babi "tapi sedikit pahit dan kuat, rasanya cukup enak". Umur seseorang, bagian tubuh yang dimakan, dan bagaimana cara orang memasak daging manusia mempengaruhi rasa daging tersebut.
Pict from Here |
4. Kuru
Dibalik itu semua, anda mungkin akan berpikir dua kali saat ingin melakukan tindakan kanibalisme. Tidak hanya anda akan ditangkap oleh pihak yang berwenang, namun anda mungkin akan terjangkit penyakit 'Kuru'. Kuru adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan, bersifat degeneratif dan dapat mengakibatkan kondisi yang fatal berujung kematian.
Kuru pertama kali ditemukan pada tahun 50-an di daerah Papua Nugini, dimana penyakit ini menyebar akibat kebiasaan kanibal suku Fore. Suku Fore memiliki suatu tradisi dimana mereka memakan jasad anggota suku yang telah mati termasuk otak mereka, dimana otak merupakan letak protein yang sangat mematikan (Prion) banyak ditemukan.
Gejala penyakit Kuru antara lain tremor, tertawa histeris tanpa sebab, cadel dan akhirnya tidak dapat bergerak atau menelan. Masa inkubasi penyakit ini antara 10 hingga 13 tahun, namun dalam beberapa kasus juga dapat terjadi 50 tahun atau lebih. Kebanyakan dari mereka meninggal setahun setelah gejala penyakit tersebut muncul.
Pict from Here |
3. Endo- dan Eksokanibalisme
Kebanyakan perilaku kanibalisme dibagi menjadi 2 kategori. Yang pertama adalah Endokanibalisme, dimana para pelaku kanibalisme memakan daging manusia yang telah meninggal, umumnya adalah mereka yang berasal dari suku atau keluarga yang sama untuk memuliakan kematian orang tersebut. Suku Fore contohnya, mereka memakan daging dan otak anggota sukunya yang telah meninggal, dengan melakukan hal ini diharapkan jiwa anggota suku yang telah meninggal akan selalu dekat dan bersama dengan keluarga mereka yang masih hidup.
Kategori kedua adalah eksokanibalisme, yaitu aksi kanibalisme terhadap seseorang untuk membunuh atau untuk mengintimidasi orang lain. Meskipun misionaris Kristen dan pemerintah telah menghapuskan segala jenis aksi endokanibalisme, aski eksokanibalisme masih banyak dilakukan di seluruh dunia.
Pict from Here |
2. Kanibalisme Untuk Pengobatan
Praktik kanibalisme umum dilakukan oleh warga Eropa pada abad pertengahan. Namun aksi ini murni dilakukan untuk kepentingan pengobatan. Lemak manusia dikatakan dapat mempercepat penyembuhan luka dan mengobati peradangan sendi serta rematik, sementara darah manusia dikatakan dapat meringankan penyakit epilepsi dan penyakit kejang lainnya. Mereka yang mengidap penyakit epilepsi kerap membayar seorang algojo untuk mendapatkan darah dari orang yang telah Ia eksekusi. Daging dan darah dari wanita perawan dan orang yang meninggal akibat digantung (entah itu gantung diti atau karena hukuman) dianggap lebih berharga serta banyak dicari.
Pict from Here |
1. Kanibalisme dan Penyakit Mental
Kanibalisme selain karena alasan bertahan hidup dan bagian ritual sering dianalogikan sebagai hasil dari penyakit mental. Diagnosa umum untuk para pelaku kanibalisme modern adalah schizophrenia, yang mana dapat menyebabkan halusinasi serta delusi. Dokter lain mendiagnosa penyakit kanibal sebagai tindakan psikopat, artinya mereka paham dan sadar dengan apa yang mereka lakukan namun memiliki sedikit empati untuk menyesali tindakan mereka.
Yang mengganggu adalah menurut dokter asal California, Karen Hylen, kegiatan kanibalisme dapat menyebabkan kecanduan layaknya merokok dan pemakaian narkoba. Kecanduan ini dimulai dari fantasi yang berulang lagi dan lagi di otak sang psikopat. Pada saat orang tersebut akhirnya dapat melampiaskan nafsu mereka dengan memakan daging manusia layaknya fantasi mereka, otak pelaku tersebut akan dibanjiri oleh dopamin, yang membuat mereka ngefly layaknya menghisap kokain.
Pict from Here |